Sudah Tahu Siapa Yang Menjadi ‘Raja’ di Dunia Bisnis Digital?
Pada satu hari di tahun 1996, seorang pria paruh baya menulis sebuah artikel pada sebuah situs di internet. Artikelnya lumayan panjang, sekitar 1000 kata. Isinya membahas tentang prediksi bagaimana perkembangan penggunaan internet di masa depan oleh masyarakat, perusahaan, hingga bisnis pada umumnya. Bagi banyak orang yang kala itu masih asing dengan internet, tentu akan menganggap tulisan tersebut terlalu jauh, terlalu dibuat-buat dan tidak relevan dengan zamannya.
Tapi inilah yang membedakan pria paruh baya tersebut dengan orang lain; dia memiliki visi yang jelas tentang inovasi yang melampau waktu dengan sangat jauh, sehingga dia mampu memprediksi apa saja perkembangan teknologi internet di masa depan nanti.
Dan kamu tahu siapa pria paruh baya tersebut?
Dia adalah Bill Gates.
Dan artikel tersebut berjudul “Content is King”
Jika kita membaca esai yang dibuat oleh Bill Gates pada tahun 1996 di masa sekarang, kita dapatlangsung mengetahui betapa visionernya seorang pria paruh baya yang pernah mendapatkan gelar The World’s Billionaires. Semua poin, semua penjelasan, dan semua prediksi yang dia sebutkan 24 tahun silam benar-benar tepat. Karena sekarang, kita bisa melihat jelas bahwa konten adalah segalanya.
Konten, ternyata dari dulu sampai sekarang merupakan raja di internet.
Dan semakin berkembangnya zaman dan teknologi, semua orang semakin menyadari betapa besarnya nilai yang dibawa oleh sebuah konten. Sekarang, konten dapat membuat seseorang mendapatkan ketenaran layaknya artis terkenal dalam satu malam saja. Tanpa modal, tanpa uang.
Dari perspektif bisnis, efeknya jauh lebih terasa. Konten menjadi salah satu cara yang paling efektif untuk menarik perhatian pelanggan. Konten digunakan sebagai jembatan digital yang menghubungkan antara produk atau jasa perusahaan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, yang nantinya akan dikonversi menjadi angka penjualan.
Semakin baik dan semakin sesuai konten yang dibuat untuk konsumen, semakin besar pula kemungkinan konten tersebut dapat menarik konsumen agar membeli produk atau jasa sebuah perusahaan. Tidak heran kalau pertumbuhan content marketing semakin tinggi setiap tahun, karena memang cara inilah yang paling efektif untuk mendongkrak bisnis di zaman sekarang.
Konten, telah menjadi penunjang utama sebuah bisnis.
Ada satu insight yang menarik yang disampaikan oleh Ilham KS, dosen sekaligus pemilik dari Motionvalley Studios yang kebetulan menjadi narasumber dari ASUS x IIDN Webinar yang saya ikuti kemarin. Mengangkat tema ‘Professional Design with StudioBook’, Ilham Ks bercerita bagaimana ide dan kreatifitas menjadi salah satu ‘nilai’ yang paling dicari di zaman digital ini. Alasannya bisa kita lihat di sekitar kita, dimana hampir semua yang ada di sosial media saat ini adalah produk yang berasal dari ide dan kreatifitas.
Dan jika kita kaitkan kembali dalam perspektif bisnis, ide dan kreatifitas dari sebuah konten yang dibuat sangat mempengaruhi kelancaran sebuah bisnis. Tanpa adanya kolaborasi antara ide yang unik dan eksekusi konten yang kreatif, mustahil sebuah bisnis bisa menarik begitu banyak konsumen, dan mustahil sebuah bisnis bisa berkembang dengan pesat.
Lalu faktor apa yang mempengaruhi kreatifitas kita dalam membuat sebuah konten yang berkualitas, yang dapat dipakai sebagai penunjang utama dalam sebuah bisnis digital? Mengutip dari Ilham KS:
“Kreatifitas membutuhkan ruang, dan salah satu ruang tersebut berasal dari teknologi yang dipakai”
Teknologi, adalah salah satu faktor penentu bagi sebuah bisnis.
Teknologi menentukan seberapa tepat informasi yang bisa kita ambil. Teknologi menentukan seberapa cepat konten dibuat.
Teknologi menentukan seberapa bagus kualitas dari konten tersebut.
Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, inilah yang dihadapi semua bisnis di era digital sekarang. Kecepatan, ketepatan, dan kualitas harus selalu menjadi nomor satu jika ingin memenangkan kompetisi bisnis dengan jutaan kompetitor lainnya.
Dan setelah saya melihat dan mendengar penjelasan tentang ProArt StudioBook Series yang dikeluarkan ASUS pada saat webinar kemarin, saya semakin yakin bahwa teknologi terbaik merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam menghasilkan konten terbaik dalam menunjang bisnis digital.
Tidak percaya?
Kalau begitu, izinkan saya untuk menjelaskannya.
Sebagai orang yang bekerja di sebuah agensi digital, saya tahu betul kalau membuat konten digital bukanlah sesuatu yang mudah. Dibutuhkan brainstorming ide yang matang untuk memastikan tujuan klien dapat tersampaikan dengan jelas pada para konsumennya. Merancang, mendesain dan merevisi konten hingga mencapai titik optimal adalah rutinitas yang saya lakukan hampir setiap hari. Dan sering kali permintaan konten yang datang tidak hanya berasal dari satu klien, tapi bisa dua bahkan bisa tiga klien yang datang secara bersamaan.
Di saat genting seperti, kalimat teknologi menunjang kreatifitas yang diucapkan Ilham KS begitu terasa nyata. Bisa dibayangkan jika teknologi yang kita pakai tidak mumpuni atau tidak bisa diandalkan, tentu semua pekerjaan akan menjadi berantakan bukan? Kreatifitas kita pun jelas jadi ikut terhambat karena kita jadi harus memikirkan faktor teknikal yang sebenar bukan ranah yang kita kuasai.
Hasilnya?
Klien akan kecewa, dan bisnis jelas akan merugi.
Inilah contoh nyata mengapa teknologi merupakan salah satu faktor penentu bagi bisnis. Dan setelah kemarin saya menghadiri webinar yang dilaksanakan oleh ASUS yang berkolaborasi dengan Komunitas Ibu Ibu Doyan Nulis, saya tersadar bahwa ASUS sudah memiliki jawaban untuk menghadapi tantangan dalam menunjang bisnis di era digital:
Jawaban tersebut adalah ASUS ProArt StudioBook Series.
Jujur saja, saya termasuk orang yang sedikit pesimis dan tidak berharap akan banyak mendapatkan informasi dari webinar yang kemarin saya ikuti. Tapi ternyata saya salah besar, karena saya tidak hanya mendapatkan insight yang bermanfaat dari Ilham KS sebagai narasumber, tapi saya juga jadi tahu bahwa ternyata ASUS sudah siap menjawab tantangan digital di masa depan.
Seperti yang kita tahu, ASUS sudah memiliki dua jenis laptop yang berbeda yang disesuaikan dengan target dan segmen pasar yang dituju; ZenBook yang ditargetkan untuk pekerja kantoran, dan VivoBook yang ditargetkan untuk segmen pelajar. Tapi setelah melakukan riset yang mendalam, ASUS menemukan fakta bahwa ada satu segmen pasar yang tinggi akan permintaan tapi belum memiliki lini produk yang optimal untuk dijadikan solusi, yaitu segmen para pekerja industri digital dan kreator profesional.
Mereka adalah jenis pekerja yang sangat bergantung pada teknologi untuk menjalankan pekerjannya. Mereka adalah para data analyst, para animator, 3D Modeler, arsitek, hingga insinyur yang setiap harinya harus bekerja dengan aplikasi yang sangat kompleks dan membutuhkah teknologi yang berperforma sangat tinggi.
Disinilah ASUS hadir memberikan solusi, melalui satu jenis laptop bernama ProArt StudioBook Series.
Dalam webinar yang saya ikuti kemarin, saya mendengarkan penjelasan dari Muhammad Firman selaku Head of Public Relation ASUS Indonesia yang menjelaskan dengan panjang lebar apa itu ASUS ProArt StudioBook Series secara detail. Mulai dari teknologi yang dipakainya, hingga fitur dan kelebihan yang diberikan oleh seri laptop ini.
Dan kamu tahu apa yang paling membuat saya kagum?
Ternyata dalam membuat ASUS ProArt StudioBook Series, ASUS aktif menganalisis masalah yang dimiliki oleh para kreator profesional agar bisa memberikan solusi yang paling optimal.
Sebelum melahirkan seri ProArt StudioBook, ASUS melakukan riset dengan banyak sekali praktisi dan profesional yang menjadi target utamanya, mulai dari arsitek, insinyur, videographer, data analyst, animator dan para pekerja yang rutin menggunakan aplikasi kompleks dan membutuhkan teknologi berperforma tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan mereka.
Mengapa saya katakan mereka membutuhkan teknologi yang optimal?
Muhammad Firman selaku Head of Public Relation ASUS Indonesia kembali menjelaskan bahwa ketika melakukan riset, mereka menemukan fakta kalau kebanyakan kreator professional yang bekerja dengan aplikasi kompleks dan super berat ini rutin mengerjakan pekerjaan mereka dengan laptop gaming. Alasannya jelas, karena di pasar yang kita ketahui sekarang, laptop gaming memang menggunakan teknologi yang memiliki performatinggi, mulai dari spesifikasi graphic card, RAM, hingga prosesor.
Dengan kata lain, mereka mencari opsi teknologi yang paling maksimal untuk bisa menjalankan aplikasi super berat tersebut. Nah, disinilah ASUS masuk dan melakukan riset pada para pekerja ini. ASUS ingin membuat teknologi yang paling optimal untuk segmen pekerja kreator profesional ini, sebuah teknologi yang sangat kompatibel dengan kebutuhan mereka sekarang.
Dan setelah melakukan banyak riset, ASUS menyimpulkan bahwa segmen pekerja ini membutuhkan apa yang sudah dimiliki oleh ASUS ProArt StudioBook Series sekarang:
- Extreme Performance
Performa tinggi adalah harga mutlak yang harus kreator profesional miliki ketika bekerja. Karena itu, ASUS merancang ProArt StudioBook Series dengan teknologi terbaik untuk bisa menunjang pekerjaan dan menghasilkan hasil paling optimal:
• Xeon CPU
• 4/2x SODIMM up to 128G ECC Memory
• 2x PCIe3x4 Slot, up to 4TB SSD
• RAID 0/1 Support CPU attached storage up to 6GB/sec
• 70% lebih cepat (W730, W700) - Versatile Connection
ProArt StudioBook Series dirancang untuk memiliki koneksi yang sangat lengkap dari sisi input dan output perangkat eksternal serta konektifitas untuk koneksi yang prima dan seamless:
• G⁵ (2.4Ghz)
• ThunderBolt 3 w/DP 1.4
• SD 4.0 full-sized card reader (2.5Gb/s)
• Desain yang mudah untuk di-upgrade - Promised Stability
Jika dibandingkan dengan laptop mainstream, ASUS ProArt StudioBook Series punya tingkat kestabilan yang jauh lebih tinggi untuk mendukung kreasi dan performa dalam jangka waktu yang lama:
• Teknologi no-throttle (100% CPU + 100% GPU loading testing)
• Dingin dan senyap saat penggunaan maksimum (< 39dB)
• US Military Grade (MIL-STD 810G) - Absolute Precision
Bagi para kreator profesional, kesalahan di satu titik kecil akan berpengaruh fatal pada seluruh pekerjaan mereka. Karena alasan inilah, ASUS ProArt StudioBook Series didesain dengan tingkat presisi yang sangat tinggi:
• Color Accuracy Delta E <1.5
• 16:10 Panel
• 97% DCI-P3
• Flicker-free Technology
• Hot-key untuk akses yang lebih mudah
Jika kita lihat dari spesifikasi teknologi di atas, ASUS ProArt StudioBook Series memang didesain untuk menjadi solusi yang paling optimal bagi para pekerja kreator profesional. Setiap bagiannya didesain untuk mendukung pekerjaan mereka, dengan performa yang tinggi, presisi yang pasti, dan stabilitas yang mumpuni.
“Loh, lalu apa bedanya StudioBook dengan laptop gaming pada umumnya?
Saya bertanya skeptis dalam hati ketika mendengar penjelasan tentang ASUS ProArt StudioBook Series ini. Bukankah laptop gaming yang banyak beredar sekarang juga memiliki performa yang tinggi dan fitur-fitur pendukung yang hampir sama dengan yang sudah dijelaskan ya?
Tapi rasa skeptis yang muncul tadi ternyata tidak bertahan lama. Karena begitu saya mendengarkan penjelasan yang lebih dalam, saya berubah menjadi sangat optimis dan yakin kalau ASUS ProArt StudioBook Series adalah solusi terbaik untuk pekerja kreator profesional.
Jika kamu dekat dengan dunia teknologi terutama dunia spesifikasi komputer gaming, tentu kamu sudah sering mendengar merek GeForce RTX bukan? Ya, rasanya hampir semua orang sudah tahu kalau GeForce RTX adalah salah satu GPU yang punya teknologi paling canggih untuk memberikan grafik dan performa terbaik untuk memainkan game yang membutuhkan performa tinggi.
Tapi pernahkah kamu mendengar Quadro RTX?
Jujur saja, saya pun baru pertama kali mendengar nama Quadro RTX ketika mengikuti webinar ASUS x IIDN Webinar kemarin. Ternyata, berbeda dengan GeForce RTX yang memang ditujukan untuk memberikan output optimal ketika bermain game, Quadro RTX lebih ditujukan untuk memberikan output optimal ketika digunakan untuk menjalankan aplikasi super berat, seperti 3D modelling atau special effect.
Ada banyak hal yang membedakan antara GeForce RTX dan Quadro RTX:
- Output Visual
Analogi sederhananya, jika GeForce RTX didesain untuk mendapatkan visual terbaik ketika bermain game, maka Quadro RTX didesain untuk menghasilkan visual terbaik ketika pekerja kreator profesional membuat desain game. Dengan kata lain, Quadro RTX memberikan visualisasi desain terbaik yang sangat presisi, sedangkan GeForce RTX memberikan visulalisasi terbaik secara real-time saat bermain game. Jelas sekali perbedaannya bukan? - Kapasitas Memori
Menjalankan aplikasi yang kompleks dan super berat membutuhkan memori yang lebih besar jika dibandingkan dengan penggunaan untuk bermain game. Karena itu, Quadro RTX memiliki kapasitas VRAM yang jauh lebih besar dan memory bus yang lebih luas dibandingkan GeForce RTX agar bisa menjalankan aplikasi super berat dengan sangat lancar. - Processing Power
Menjalankan aplikasi sama dengan melakukan kalkulasi. Semakin banyak kalkukasi yang dijalankan, semakin besar pula performa yang dibutuhkan. Dengan optimalisasi yang dimilikinya, Quadro RTX mampu melakukan banyak kalkulasi secara bersamaan dengan waktu yang lebih singkat, jika dibandingkan dengan GeForce RTX. Hal inilah yang membuat Quadro RTX menjadi solusi optimal bagi para pekerja kreator profesional dalam menjalankan aplikasi, artificial intelegent, hingga eksperimen ilmiah. - Durability
Menggunakan aplikasi untuk membuat desain tentu membutuhkan waktu yang lebih lama jika dibandingkan waktu yang dibutuhkan untuk bermain game. Disinilah salah satu faktor pembedanya, dimana Quadro RTX didesain untuk tetap dapat menghasilkan performa yang tinggi secara stabil walaupun digunakan dalam waktu yang sangat lama, selama seminggu non-stop misalnya.
Dari penjelasan di atas, kita tahu kalau GeForce RTX dan Quadro RTX mempunyai teknologi yang paling canggih, keduanya sama-sama memiliki kelebihan yang disesuaikan dengan kebutuhannya. Analoginya, jika GeForce RTX didesain untuk melakukan sprint bermain game, maka Quadro RTX didesain untuk marathon agar bisa menjalankan aplikasi dengan durasi sangat lama. Dan ini tidak hanya opini saya saja ya, karena riset dan komparasi memang menunjukan fakta yang sama:
Lalu, apakah Quadro RTX cukup untuk membuat ASUS ProArt StudioBook Series menjadi pemenang di segmennya? Tentu saja tidak, karena ASUS ProArt StudioBook Series menggunakan satu teknologi canggih lain yang dapat menunjang performa penggunanya: Intel® Xeon.
Kita tentu sering mendengar prosesor Intel® Core bukan? Mulai dari seri Core i3, Core i5, hingga Core i9 yang setiap serinya mempunyai kelebihan masing-masing. Tapi apakah kamu sudah tahu kelebihan yang dimiliki oleh Intel® Xeon?
Hampir sama seperti kasus GeForce RTX dan Quadro RTX yang sudah saya jelaskan di atas, ada perbedaan yang signifikan antara Intel® Core dengan Intel® Xeon:
- Target Design
Intel® Core adalah jenis prosesor berperforma tinggi yang multi fungsi, memiliki banyak kegunaan dan ditargetkan untuk konsumen secara luas. Sedangkan Intel® Xeon memiliki kegunaan dan target yang lebih spesifik, yaitu untuk kebutuhan server dan konsumen-konsumen yang menggunakan aplikasi kompleks dan super berat. - Kelebihan
Satu kelebihan yang dimiliki oleh Intel® Xeon adalah fitur pendukung ECC RAM, atau error correction code. ECC RAM berfungsi untuk melakukan filter dan mencegah data yang rusak atau corrupt untuk ikut terbawa ketika kita menjalankan aplikasi. Tanpa ECC RAM ini, data corrupt yang ikut terbawa akan menyebabkan apa yang disebut dengan istilah blue screen. Bagi kreator profesional, blue screen adalah satu hal yang paling ditakuti karena bisa menyebabkan semua pekerjaan yang sudah dilakukan bisa hilang tanpa bekas. - Kapasitas
Intel® Xeon memiliki kapasitas RAM yang jauh lebih besar dan core serta thread yang lebih tinggi jika dibandingkan Intel® Core dengan versi yang sama. Hal ini ditujukan agar prosesor tetap bisa memberikan performa yang tinggi dan hasil yang lebih cepat ketika menjalankan aplikasi yang sangat berat. - Fitur
Jika laptop yang menggunakan Intel® Core hanya mampu mendukung satu CPU saja, Intel® Xeon mampu mendukung multi CPU sekaligus. Dengan semakin banyak prosesor fisik, load pekerjaan yang bisa dikerjakan akan semakin banyak tanpa mengurangi stabilitas dan kualitas performa yang tinggi. Selain itu Intel® Xeon juga mendukung PCIe Lanes yang lebih besar, membuat laptop bisa terhubung dengan banyak perangkat tanpa menurunkan bandwith atau kecepatan aksesnya.
Dari penjelasan di atas kita bisa menyimpulkan kalau Intel® Xeon adalah prosesor yang paling optimal untuk para pekerja kreator profesional karena memiliki desain penggunaan yang paling sesuai, lengkap dengan kelebihan dan fitur yang dapat meminimalisir resiko ketika bekerja serta memberikan hasil pekerjaan dengan kualitas yang terbaik.
Jika dirasa kurang, ASUS ProArt StudioBook Series ini juga memiliki desain yang bisa upgrade sebagian partnya lho. Riandanu Madi Utomo selaku Technical PR dari ASUS Indonesia menjelaskan:
- Memori ASUS ProArt StudioBook Series dapat ditambah atau di-upgrade mulai dari 64 GB hingga 128 GB untuk seri tertentu. Ini jelas akan menambah performa laptop dengan angat signifikan, membuat apapun yang dikerjakan di laptop ini akan menghasilkan output kerja yang terbaik dalam waktu yang jauh lebih singkat.
- Di versi W730, terdapat 2 slot tambahan NVMI SSD yang bisa kita set untuk rate 0. Fitur ini memungkinkan kita untuk ‘menggabungkan’ 2 SSD menjadi satu SSD sehingga kecepatan baca dan tulis SSD menjadi dua kali lipat, yang jelas sangat berguna jika kita ingin melakukan extreme rendering dari sebuah aplikasi yang sangat berat.
Tapi tanpa upgrade sekalipun, ASUS ProArt StudioBook Series sudah memiliki performa yang tinggi. Technical PR dari ASUS Indonesia Riandanu Madi Utomo memberikan contohnya dengan sederhana:
“Hanya butuh waktu 2 menit bagi laptop ASUS ProArt StudioBook Series untuk melakukan rendering video dengan kualitas 4K”
Saya langsung terdiam.
Jujur, saya tersentak dan setengah tidak percaya dengan apa yang saya dengar. Rendering video dengan kualitas 4K hanya dua menit? 120 detik? Performa tersebut bagaikan langit dan bumi jika dibandingkan dengan kemampuan laptop saya yang membutuhkan waktu berjam-jam hanya untuk melakukan rendering video dengan kualitas 720p.
Teknologi memang menunjang performa.
Tapi bagi ASUS, dua kelebihan teknologi di atas belumlah cukup. Untuk mengukuhkan ASUS ProArt StudioBook Series sebagai solusi paling optimal bagi para kreator profesional, ASUS mengejar satu hal yang akan membuat semua orang semakin percaya dengan kualitas yang dimiliki oleh ProArt StudioBook Series ini; ISV Certification.
Tidak perlu bingung mendengar kata ISV Certification, karena memang faktanya banyak orang yang tidak mengetahui apa sertifikasi tersebut.
ISV Certification pada dasarnya menunjukan bahwa perangkat yang sudah memiliki sertifikasi telah di uji untuk menjalani aplikasi software seperti program-program Adobe, Unity, Blender, dan aplikasi kompleks dan super berat lainnya. Tes ini dilakukan secara internal oleh pengembang aplikasi tersebut sebelum sebuah perangkat dipasarkan. Jika perangkat tersebut lulus dalam menjalani serangkaian tes ini, perangkat yang di tes tadi akan mendapatkan ISV Certification.
Lalu, apa fungsinya ISV Certification ini?
Fungsinya ada dua. Bagi produsen, ISV Certification ini penting untuk menanamkan brand trust pada konsumen bahwa produk atau perangkat yang dibuat sudah kompatibel dan siap dijalankan dengan lancar oleh konsumen, yang tentunya akan menjadi nilai tambah bagi produk tersebut. Sedangkan bagi konsumen, ISV Certification tentu berguna untuk mengetahui apakah sebuah perangkat memiliki kompabilitas dan utilitas yang mumpuni atau tidak. Percuma bukan jika kita memiliki sebuah teknologi canggih tapi tidak bisa kita gunakan dengan mudah dan lancar?
ASUS ProArt StudioBook Series sudah dilengkapi dengan ISV Certification.
Dengan adanya sertifikasi ini, pengguna ASUS ProArt StudioBook Series tidak perlu takut dengan kompabilitas dan utilitas dari aplikasi yang akan digunakan nanti. ISV Certification seakan menjadi penjamin untuk penggunanya bahwa perangkat ini bisa menjalankan software atau aplikasi yang sangat berat secara maksimal dengan sangat minim angguan.
Ketika saya menulis ini, saya masih takjub dengan kualitas dan performa yang dimiliki oleh ASUS ProArt StudioBook Series. Sebagai kreator profesional yang bekerja di industri dunia kreatif, laptop dengan kualitas dan performa seperti inilah yang sangat saya butuhkan.
Performa ekstrim yang tetap bisa diandalkan di saat genting,
Teknologi paling optimal yang disesuaikan untuk kreator profesional,
Visual dengan layar dan warna yang sangat presisi,
Optimalisasi yang menjamin kompabilitas software,
Serta daya tahan yang selalu optimal dalam jangka panjang.
Dengan melihat semua teknologi yang digunakan dan melihat bagaimana ASUS membuat, mendesain, memasarkan dan menjelaskan speksifikasi ASUS ProArt StudioBook Series pada konsumennya, ada satu kesimpulan yang saya ambil:
ASUS ProArt StudioBook Series memang di desain sempurna untuk masa depan digital.
Tidak hanya sempurna untuk kreator profesional saja, tapi juga bagi para pengusaha yang memungkinkan mereka untuk membuat konten paling prima menggunakan ASUS ProArt StudioBook Series ini. Mau konten grafis visual sederhana hingga video HD berkualitas 4K, semua konten yang akan dipakai untuk menunjang bisnis digital dapat dibuat menggunakan seri laptop ini dengan sangat mudah.
Lantas, apakah sebuah bisnis wajib menggunakan ASUS ProArt StudioBook Series ini untuk bisa sukses?
Tentu saja tidak. Ada banyak sekali faktor yang menentukan apakah sebuah bisnis bisa bertahan dan berkembang, mulai dari faktor keuangan, kinerja karyawan, hingga ide dan kreatifitas. Tapi kalau kita lihat dari perspektif kreatifitas, saya percaya dengan apa yang diucapkan oleh Ilham KS saat acara ASUS x IIDN Webinar yang saya ikuti kemarin:
“Kreatifitas sangat ditunjang oleh kendaraannya”
Jika saya mengendarai ASUS ProArt StudioBook Series untuk menyalurkan kreatifitas dala, membuat konten untuk menunjang bisnis digital, saya bisa melakukannya dengan sangat mudah.
Saya ulangi sekali lagi,
Sangat. Mudah.