Katanya Sukses Di Internet Itu Gampang, Kok Banyak Yang Gagal?

Ben Aryandiaz Herawan
10 min readJan 8, 2021

--

Buat kamu yang sering berkelana di internet, pasti sering bukan menemukan judul artikel yang mengundang seperti di atas?

Ketika saya baru mengenal internet, membaca artikel dengan judul-judul di atas bisa saya lakukan hampir setiap hari. Saya membaca dengan detail dan teliti, mencatat bagian penting dari artikel tersebut dan memajangnya di tembok kamar. Tidak jarang saya juga banyak mengambil kutipan-kutipan yang membuat semangat saya bangkit setiap kali membacanya, seakan mendorong jiwa dari dalam untuk mulai bergerak demi satu tujuan:

“Saya harus sukses dari internet!”

Tapi ya, namanya jiwa muda yang masih naif dan tidak mengerti apa-apa, jelas tidak sadar kalau modal semangat saja tidak cukup. Hasilnya saya tertampar realita, bahwa mendapatkan uang dan menjadi sukses lewat internet itu jauh dari kata mudah.

Apakah kamu juga pernah melakukan hal yang sama?

Bagi seorang gamers seperti saya yang biasa menonton video di YouTube, PewDiePie adalah mimpi dari semua gamers. Membayangkan bagaimana kita dibayar ribuan Dollar dan disponsori banyak produk hanya dengan bermain game adalah satu kehidupan hakiki yang didambakan oleh semua orang.

Tidak hanya PewDiePie saja sebenarnya, kita pasti pernah mendengar bagaimana seorang YouTuber bisa sukses dan terkenal mendapatkan ribuan atau bahkan jutaan subscriber untuk kanal YouTube mereka. Dan ga cuman di YouTube, kita juga sering melihat kisah sukses dari para tokoh yang biasa disebut dengan ‘influencer’ dimana hanya dengan berpose dan bergaya, mereka bisa pergi ke luar negeri sambil jalan-jalan dan membeli barang-barang mewah.

Siapa sih yang tidak ingin seperti mereka?

Tentu saja setiap orang yang telah melihat keberhasilan para YouTuber, influencer, dan tokoh-tokoh yang sukses berkat internet berbondong-bondong mencoba melakukan hal yang sama; Internet Dream’ saya menyebutnya. Dimana kita bermimpi memiliki kekayaan, kejayaan, dan ketenaran yang sumbernya berasal dari internet. Dimana kita bermimpi bisa hidup nyaman dan tenang dengan melakukan hal yang kita suka di internet, sambil tetap dibayar ribuan Dollar. Ya, walaupun fakta sebenarnya hanya 1% dari mereka yang berhasil melakukannya.

“Influencer dan YouTuber aja bisa kaya raya dari internet, masa sih gua ga bisa?”

Semua orang yang terobsesi dengan Internet Dream mempunyai ambisi yang sama, dan kemudian meniru sambil mencoba formulasi yang sama, bahkan sampai rela melakukan apa saja demi konten yang bisa membuat mereka viral, tidak peduli hal tersebut berbahaya atau tidak. Harapan jelas, semoga apa yang mereka lakukan dapat membuat mereka segera terkenal dan mendapatkan Internet Dream yang mereka dambakan.

Tapi banyak orang tidak menyadari, menjadi sukses di internet bukanlah hanya menjadi viral semata.

Ada proses yang sangat panjang dan penuh dengan keringat, tetesan air mata dan darah dibelakang kesuksesan YouTuber papan atas seperti PewDiePie atau Casey Neistat misalnya. Butuh waktu hampir 10 tahun untuk bisa sukses seperti mereka, butuh banyak proses trial dan error untuk memilah mana konten yang dapat menarik pasar, dan mana konten yang harus dibuang. Jangan lupa dengan proses mengedit video, merevisi, dan mengkurasi konten secara rutin tahun demi tahun yang prosesnya bisa mencapai puluh ribuan jam jika diakumulasi.

Belum lagi kalau kita berbicara tentang peralatan yang digunakan untuk membuat konten video di YouTube. Jika kita hitung secara rata-rata, dibutuhkan sekitar $300–$500 atau Rp4.200.000–7.000.000 untuk membuat video dengan kualitas yang baik. Ini belum dihitung dengan biaya-biaya lain, mulai dari biaya untuk membangun komputer yang memadai sebagai sarana mengedit video hingga dekorasi ruangan.

“Ah, ga perlu yang canggih. Modal kamera hape sama koneksi internet juga udah cukup kok buat bikin konten YouTube!”

Iya, memang bisa.
Tapi kalau orang lain bikin konten yang punya kualitas yang lebih bagus, memangnya mau nonton konten kita?

Inilah beberapa realita dibalik manisnya kehidupan para YouTubers. Dimana ada perjuangan yang sangat keras yang sudah mereka lakukan sampai berdarah-darah untuk mendapatkan kesuksesan yang mereka miliki sekarang.

Dan bagi kita — para pengejar Internet Dream —jalan untuk bisa mengejar kesuksesan para YouTuber ini semakin terasa curam dan tajam. Riset yang dilakukan oleh Mathias Bärtl dari Offenburg University of Applied Sciences in Offenburg, menyimpulkan bahwa 96.5% dari orang yang mencoba menjadi YouTuber tidak bisa mendapatkan pendapatan signifikan. Riset juga menunjukan kalau di tahun 2016, top 3% YouTubers papan atas mendapatkan 9 dari setiap 10 view. Ini berarti 85% YouTubers lainnya harus ‘berperang’ hanya demi mendapatkan ‘slot’ 1 view tersebut.

Bisa dibayangkan bagaimana kerasnya kompetisi untuk bisa sukses di YouTube bukan?

Kondisi yang sama juga terjadi di dunia influencer.

Walaupun riset sudah menunjukan bahwa industri influencer marketing diproyeksi akan bernilai lebih dari 15 Milyar Dollar di tahun 2022 dan termasuk salah satu aspirasi karir yang paling dikejar anak muda sekarang, kenyataannya tidak seindah dan semudah yang terlihat.

Blogger dan influencer Sheri Scott juga merasakan perjuangan yang sama seperti para YouTuber, dimana ketika merintis untuk menjadi seorang influencer, dia harus belajar bagaimana caranya menjadi fotografer, videografer, editor, marketer, copywriter, public relations, SEO specialist, hingga presenter sekaligus.

Disinilah kemudian banyak orang yang mencoba mengambil jalan pintas, dengan membuat konten yang berbahaya atau bahkan melawan hukum untuk bisa viral dan terkenal dengan cepat.

Kembali lagi, banyak orang masih menganggap bahwa menjadi viral adalah cara untuk menjadi sukses di internet. Memang, ada banyak orang yang sudah terkenal dan bisa sukses setelah menjadi viral. Tapi apakah kesuksesan yang kita rasakan akan bertahan lama?

Riset membuktikan kalau konten viral hanya akan menampilkan performa yang paling tinggi selama dua minggu dan akan terus menurun seiring waktu berjalan. Masih ingat dengan Ade Londok yang viral dengan bagaimana dia ‘mempromosikan’ lapak Odading Mang Olih? Apakah dia tetap sukses sekarang, atau malah menurun seperti yang riset tunjukan?

Ya, inilah fakta yang terjadi di lapangan ketika kita ingin memutuskan untuk menjadi YouTuber atau influencer: Menjadi sukses di internet jauh dari kata mudah.

Dan tidak hanya di dunia YouTuber dan influencer saja kok. Hampir semua jalan untuk menjadi sukses di internet memerlukan modal, kerja keras dan dedikasi yang tinggi. Mau jadi freelancer? Ya harus siap bersaing dengan 1.1 milyar freelancer dari seluruh dunia. Atau mau jadi e-sport gamers yang hadiahnya bisa mencapai jutaan Dollar? Semangat berlatih selama lebih dari 50 jam setiap minggu ya!

Engga, saya bukan mau nakutin atau bikin kamu patah semangat untuk jadi sukses di internet kok. Karena faktanya, industri internet akan selalu berkembang dan bertambah setiap tahunnya, yang tentu akan membawa peluang baru bagi para pemain-pemain baru — seperti kita-kita ini.

Tapi untuk bisa sukses, tentu kita tidak bisa melakukan dengan cara yang dilakukan oleh kebanyakan orang lain. Kita harus membuat blue ocean kita sendiri, melakukan revolusi, dan membuat jalan sendiri.

Kita harus membuat langkah baru untuk bisa sukses di internet.

Dan kebetulan, saya punya ‘satu’ rahasianya.
Sini, saya bisikin caranya.

Terbaik, Terlogis, dan Paling Efektif

“Apa sih yang orang cari dari internet?”

Sebelum kita masuk gimana caranya, coba deh jawab pertanyaan di atas. Kira-kira, apa sih yang orang-orang cari dari internet? Ada banyak sekali riset dan statistik yang menunjukan apa saja yang mereka cari, mereka lakukan, dan mereka lihat di internet. Tapi menurut saya, semua data tersebut bisa kita simpulkan dalam sebuah kalimat sederhana.

Semua orang mencari solusi.

Lagi bosan dan butuh hiburan? Internet.
Lagi punya pertanyaan dan butuh jawaban? Internet.
Lagi bingung mau masak apa? Internet.
Lagi pergi ke kota seberang dan takut nyasar? Internet.

Pada dasarnya, internet adalah salah satu sumber utama yang digunakan hampir semua orang di dunia untuk mencari solusi dari permasalahan yang mereka miliki, apapun itu. Mau itu permasalahan fisik, maupun permasalahan batin.

Nah, disitulah demand tercipta. Kemudian datanglah orang-orang yang berusaha untuk memberikan solusi pada masalah tersebut, dalam bentuk produk, jasa, atau konten yang bisa dibeli dan digunakan dalam satu bentuk atau lainnya.

Kemudian terciptalah hukum dagang klasik.
Ada demand, ada supply.

Tapi di zaman sekarang, mempunyai supply saja tidaklah cukup. Untuk memastikan orang memilih supply yang kita punya dan bukan supply dari milyaran orang lain, kita harus membuat supply kita berbeda. Tidak cukup hanya dari penampilan luarnya, tapi juga dari inti dan esensinya.

Lalu bagaimana caranya kita bisa membuat supply yang unik dan berkualitas yang akan langsung dilirik oleh para pemilik demand?

Rahasianya cuman satu; Personal Branding

Jangan, jangan percaya apa yang saya tulis. Percaya aja sama Forbes Couches Council yang berisikan orang-orang yang sudah jelas kapabilitas dan kredibilitasnya. Mereka yang sudah sukses melebihi internet dream yang selama ini kita kejar, yang sudah mengerti luar dalam dan pahit manis bagaimana mengejar sukses dari internet.

Menurut saya, personal branding adalah satu-satunya jalan yang paling efektif, efisien, stabil, dan bertahan paling lama untuk kita bisa sukses lewat internet. Sebelum lanjut, coba baca dulu deh artikel ini. Asli, kamu pasti akan lansung mengerti apa yang sedang saya bicarakan.

Nah, kenapa saya bilang personal branding menjadi cara paling baik? Alasannya ada dua:

1. Fokus Pada Kualitas

Di atas sudah saya jelaskan kalau mencari sensasi dengan fokus membuat konten viral bukanlah cara yang tepat untuk membangun sukses di internet. Tidak hanya karena konten viral tidak akan bertahan lama, ada dampak jangka panjang yang harus kita terima ketika memutuskan membuat konten yang ‘maksa’.

Kita dicap sebagai pembuat konten berkualitas rendah.

Ketika seseorang sudah merasakan nikmatnya menjadi viral, dia akan menjadi ‘kecanduan’ dan terus mencoba membuat konten-konten viral lainnya agar ketenaran yang sudah dia rasakan tidak pudar. Hasilnya? Konten yang kita buat terlihat kosong dan hampa, tidak memiliki substansi, tidak memiliki nilai, dan orang dapat langsung mudah membaca kalau konten tersebut tidak berkualitas.

Personal branding mencegah kita membuat konten berkualitas rendah.

Dengan menggunakan personal branding ketika kita ingin menjadi YouTuber, influencer atau apapun itu, kita menjadi fokus pada kualitas konten yang kita buat. Kita ingin nama baik kita terus dikenal sebagai orang yang produktif dan konsisten, selalu berusaha menghasilkan konten berkualitas tinggi.

Inilah yang membedakan mana yang sukses, dan mana yang gagal. Tidak ada konten berkualitas rendah yang bisa bertahan lama, karena semua orang selalu mencari konten berkualitas tinggi untuk menjawab permasalahan mereka.

2. Fokus Pada Strategi

Salah satu penyebab paling utama kenapa seseorang tidak bisa sukses lewat internet adalah inkonsistensi. Banyak orang punya mimpi setinggi langit, tapi tidak ada proses yang rutin dan konsisten untuk mencapai mimpi tersebut. Contoh paling gampangnya, banyak orang pengen jadi YouTuber sekelas PewDiePie, tapi malas membuat konten atau malah membuat konten berkualitas rendah. Ya gimana mau berhasil?

Personal branding mendorong kita untuk fokus pada strategi.

Untuk membuat nama baik kita terkenal sebagai orang produktif dan selalu konsisten menghasilkan konten berkualitas tinggi, tentu kita harus mempunyai sistem yang terstruktur agar setiap konten yang kita buat dapat kita ukur dan nilai apakah sudah sesuai standar yang kita miliki atau belum. Dengan begitu, semua orang akan tahu kalau kita punya standar profesional.

Kita juga menjadi tahu mana bidang yang cocok kita masuki, apa konten yang ingin kita buat dan bagaimana cara menyampaikan konten tersebut dengan tepat, karena personal branding membuat kita mengerti apa kekuatan yang kita miliki.

Tidak percaya? Lihatlah channel YouTube dari PewDiePie, Casey Neistat, Markiplier dan Joe Rogan. Apakah kamu tahu kesamaannya?

Semuanya konsisten, semuanya punya personal branding yang kuat.

Buat Personal Branding, Sekarang!

Sekarang kamu tahu apa langkah baru yang harus kamu lakukan untuk bisa sukses di internet. Kamu mengerti kalau kamu harus membuat personal branding yang kuat, supaya semua orang mengenal kamu sebagai pribadi yang produktif dan konsisten menghasilkan konten berkualitas tinggi. Tapi setelahnya kamu bingung dan bertanya dalam diri:

“Terus harus mulai darimana?”

Sebenarnya ga usah bingung, mending kita ikutin aja saran dari Forbes Coaches Council di artikel ini: beli domain dan bikin website di Qwords!

Oke, di artikel memang ga nyebutin harus beli dan bikin websitenya di Qwords sih. Tapi saya sangat merekomendasikan kamu pakai Qwords, apalagi kalau termasuk orang yang gaptek dengan dunia website seperti saya. Alasannya cuman satu: Qwords punya one-stop-service yang lengkap dan mudah untuk digunakan.

Cari domain atau mau transfer domain? Ada, langsung jadi ga pake lama.
Butuh server atau cloudhosting? Ada, dimonitor 24/7 lagi.
Mau bikin website tapi bingung desainnya? Pake jasa di Qwords aja.

Sebenarnya, ada banyak banget produk dan jasa yang diberikan sama Qwords ini. Cuman karena saya ga ngerti dan takut salah ngomong, langsung aja klik banner di samping kalau butuh info lebih lanjutnya ya! Qwords emang udah jadi juaranya hosting Indonesia dan hosting murah sih buat saya.

Oke, setelah kamu bikin domain dan website di Qwords, ada beberapa hal selanjutnya yang harus kamu lakukan untuk mulai membangun personal branding yang kuat:

  1. Promosi — Hal pertama yang kamu lakukan adalah promosi website yang sudah kamu buat. Taruh promosi website di setiap sosial media yang kamu punya. Beritahu semua orang apa yang mau kamu capai, mengapa website yang kamu buat itu unik dan wajib dikunjungi.
  2. Konsisten — Ingat, yang membedakan mana yang sukses dengan mana yang gagal adalah inkonsistensi. Karena itu, buat jadwal rutin mulai dari kapan kamu membuat konten, apa konten yang mau kamu buat, hingga bagaimana kamu akan mempromosikan konten tersebut. Jika kamu menjaga konsistensi, usaha yang kamu lakukan akan segera terlihat hasilnya.
  3. Asah Skill — Untuk menjaga personal branding kita tetap kuat, kita harus terus belajar dan mengasah skill agar tetap relevan dan bisa terus menghasilkan konten berkualitas tinggi. Terus asah cara berkomunikasi, belajarl lebih banyak topik, dan selalu mencoba untuk belajar skill baru.

Kalau kamu lakukan seperti yang sudah saya jelaskan, kalau kamu terus konsisten dan terus mengembangkan personal branding yang kuat, percayalah kalau sebentar lagi kamu akan mendapatkan sukses yang kamu cari dari internet.

Tetap semangat berkarya ya!

--

--

Ben Aryandiaz Herawan
Ben Aryandiaz Herawan

Written by Ben Aryandiaz Herawan

Ars Longa, Vita Brevis. Currently writing what's tangling in my mind.

No responses yet