Bagaimana Cara Menganalisis Karakter Dalam Sebuah Film?
“Give me 10 good men and climbing spikes, I’ll impregnate the bitch” — Ser Bronn of The Blackwater
Kutipan 12 kata di atas adalah sebuah trademark, sebuah tanda-tangan atau signature dari karakter Bronn of The Blackwater yang diperankan oleh Jerome Lynn, pada film seri Game of Thrones. Kutipan sempurna, menggambarkan bagaimana sifat dan karakter yang dimiliki oleh Bronn sebagai sellsword yang sarkastik, tidak takut dengan opini orang lain, dan selalu mengucapkan apa yang dia ingin ucapkan. Dari semua karakter yang ada di seri GoT ini, Bronn berada di tingkat paling atas karakter yang paling saya sukai.
Ya, saya pribadi selalu menganggap kalau Bronn adalah gem character, karakter bersinar yang punya sifat menarik dan berbeda dari karakter lain. Ada satu sisi yang hanya dimiliki Bronn yang membuat saya selalu tersenyum, memperhatikan dengan seksama, dan selalu fokus pada kehadirannya saat dia tampil on-screen, walaupun di saat yang bersamaan ada karakter yang lebih penting seperti Tyrion atau Jaime Lannister.
Hmm, saya jadi penasaran sendiri deh. Apa sih yang membuat sebuah karakter menjadi menarik? Bagaimana kita tahu mana karakter yang baik dan buruk? Bagaimana sih caranya ‘membedah’ karakter yang ada di dalam film?
Pertanyaan ini kemudian membawa saya untuk belajar lebih dalam, mencoba menjadi student of character layaknya para novelis yang sudah hatam melakukannya. Meskipun secara kemampuan saya masih jauh dibawah rata-rata, ada beberapa hal yang setidaknya bisa saya bagikan tentang bagaimana cara menganalisis karakter dalam sebuah film. Singkatnya, silahkan lihat mindmap ‘sempurna’ yang sudah saya buat dibawah ini :
Dari apa yang saya baca dan cermati dengan penuh rasa sok tahu, saya menyimpulkan bahwa dibutuhkan 5 hal untuk dapat menganalisis atau membedah karakter sebuah film dengan dalam; yaitu tipe dan komponen yang membentuk karakter, latar belakang atau kisah origin dari karakter, peran karakter dalam film, dan tujuan yang dimiliki oleh karakter baik secara pribadi maupun dilihat dari cerita.
Nah, mari kita mulai dengan membahas tipe dan komponen yang mendefinisikan sebuah karakter.
Tipe dan komponen karakter, secara singkat adalah ‘bentuk’ karakter tersebut secara keseluruhan di dalam film. Tipe karakter ini biasanya terbagi menjadi beberapa macam jenis, yang digunakan sesuai dengan kebutuhan dan jenis atau genre film yang dipakai:
- Flat character — Tipe karakter yang cenderung datar, tidak menonjol namun tidak meredup juga sepanjang film. Tipe karakter ini tidak mengalami banyak perubahan dari awal hingga akhir film.
- Round character — Tipe karakter yang sangat realistis, dimana setiap gerakan dan sikap yang dimilikinya sama seperti kita yang ada di dunia nyata. Tipe karakter ini kompleks, dan akan semakin berkembang seiiring cerita berjalan.
- Static character — Tipe karakter yang diam; statis sepanjang film. Artinya, tipe karakter ini hampir tidak mengalami perubahan karakter, sifat, atau perspektif yang signifikan walaupun cerita sudah berjalan cukup jauh.
- Dynamic character — Tipe karakter yang dramatic, mengalami perubahan sepanjang cerita berjalan baik secara sikap, sifat, atau bahkan dalam motivasi dan prinsip yang dimilikinya.
Meskipun terlihat baku, tipe karakter diatas bukanlah patokan yang harus dipakai oleh semua pemakai film dalam mendeskripsikan karakternya. Tipe karakter ini lebih bersifat sebagai pedoman, yang bisa digunakan dan dirubah sesuai dengan kebutuhan dalam filmnya.
Setelah kita melihat beberapa jenis tipe karakter yang biasa dipakai, sekarang kita akan masuk dan membahas character role atau peran karakter dalam sebuah cerita film. Mungkin kita sudah mengenal istilah protagonis dan antagonis, tapi ternyata masih ada beberapa detail yang jarang kita ketahui :
- Protagonist — Banyak orang menyangka kalau protagonis adalah karakter yang ‘baik’ dalam sebuah cerita. Padahal kalau kita lihat dari definisinya, protagonis berarti karakter sentral atau karakter yang memimpin cerita. Biasanya protagonis ini memang diproyeksikan sebagai karakter pahlawan, namun tidak menutup kemungkinan kalau protagonis adalah karakter ‘jahat’ seperti karakter Amy Dunne di film Gone Girl atau Jack di film The House That Jack Built.
- Antagonist — Secara definisi, antagonis karakter yang berseberangan dengan protagonis. Tujuan antagonis hanya satu; memberikan protagonis tantangan, halangan, cobaan dan ujian dalam mewujudkan keinginan dan tujuannya. Karena memang antagonis sendiri dibentuk dari kata Yunani kuno ‘antagonistēs’ yang berarti ‘lawan’, ‘kompetitor’, atau ‘rival’. Dalam beberapa cerita, peran antagonis bisa muncul dari peran protagonis akibat konflik batin yang terjadi didalam dirinya.
- Foil — Karakter foil adalah karakter yang bertugas untuk menyoroti kualitas tertentu dari karakter lain, baik itu protagonis atau antagonis. Karakter foil digunakan agar penonton lebih mudah memahami sifat dan motivasi dari sebuah karakter, membedakan mana yang baik dan buruk, mana yang pintar dan bodoh, mana yang kuat dan lemah.
- Catalyst — Catalytic character atau karakter katalis adalah karakter yang berperan untuk mendorong protagonis ‘memulai’ sebuah cerita di awal film. Karakter ini biasanya akan menyuruh atau meminta protagonis untuk melakukan sesuatu, yang nantinya akan menjadi bagian penting dari keseluruhan cerita dalam film.
- Archetypes — Archetypes adalah peran tipikal karakter yang sudah tertanam di penonton secara umum dan diterima secara universal. Seperti misalnya, karakter pahlawan pasti punya sifat yang berani, karakter mentor pasti punya sifat bijaksana, dan karakter sidekicks punya peran dan sifat yang setia kawan.
Jika ingin menganalisis karakter lebih dalam, tentu kita harus bisa menemukan apa peran utama dari karakter tersebut; apakah dia berperan sebagai karakter sentral, karakter foil, atau karakter antagonis.
Tapi perlu dicatat, porsi peran dalam cerita tidak berpengaruh terhadap daya tarik dari suatu karakter. Ada karakter protagonis yang terlihat membosankan, tapi ada juga karakter filler atau foil yang terlihat sangat menarik walaupun hanya mendapatkan screentime yang sedikit. Bronn of the Blackwater di Game of Thrones, adalah salah satu karakter foil yang menarik, walaupun dia bukanlah protagonist atau antagonist yang mendapatkan banyak screen time.
Nah, setelah kita melihat beberapa pengetahuan dasar tentang peran dan tipe karakter, saatnya kita masuk lebih dalam untuk mencari tahu latar belakang karakter tersebut dan apa yang menjadi motivasi dan tujuanya.
Jika sebuah film dibuat berdasarkan adaptasi dari sebuah novel atau komik, akan lebih mudah menemukan latar belakang karakter film tersebut ketimbang original character yang dibuat secara khusus. Untuk itu, ada empat pertanyaan dasar yang bisa dipakai untuk menentukan latar belakang dari sebuah karakter :
- Darimana karakter ini berasal? — Cara mengetahui asal muasal karakter yang paling mudah adalah dengan mencari tahu dari mana karakter ini berasal. Contohnya, dari kota mana dia berasal, bagaimana keadaan kota tersebut, bagaimana keluarganya, apa yang dilakukannya semasa kecil, dan bagaimana dia tumbuh besar. Lingkup latar belakang ini tidak harus melulu dari karakter kecil, bisa juga disesuaikan dengan konteks cerita.
- Apa yang penulis katakan tentang karakter ini? — Cara lain untuk mengetahui asal muasal karakter dengan mudah adalah dengan mencari tahu apa kata penulis script atau sutradara film tentang karakter tersebut. Gambaran dari penulis atau sutradara film ini bisa kita jadikan acuan, atau bahkan komparasi dari apa yang ditulis dalam script dengan yang terlihat di cerita film.
- Apa yang karakter lain katakan tentang karakter ini? — Dengan melihat apa yang dikatakan karakter lain tentang suatu karakter dalam cerita, kita akan mengetahui bagaimana latar belakang sifat, nilai, dan sikap dari karakter tersebut dari perspektif yang berbeda. Umumnya hal ini dapat dilihat dari narasi atau interaksi, tapi bisa juga dengan cara subliminal yang tidak terlihat kasat mata seperti perlakukan karakter lain terhadap karakter yang di analisis. Cara ini sering kali dilakukan oleh para sutradara yang ‘doyan’ membuat penontonnya berpikir, seperti Christoper Nolan, Stanley Kubrick, atau David Fincher.
- Apa yang karakter katakan tentang dirinya sendiri? — Pertanyaan terakhir ini bisa dipakai untuk mencari tahu apa yang ada dipikiran karakter tersebut, apa saja nilai ideologis yang dia miliki, apa yang mendorong dia untuk melakukan sesuatu, dan apa yang dia rasakan ketika karakter lain berinteraksi dengannya. Jika karakter dalam sebuah film sering melakukan narasi solo, akan banyak yang bisa kita ambil dengan menggunakan pertanyaan ini.
Latar belakang karakter ini akan memiliki hubungan yang erat atau bahkan hubungan langsung dengan motivasi yang dimiliki oleh sebuah karakter. Agar lebih mudah dalam mengenali motivasi karakter, biasanya penulis dan sutradara akan membaginya menjadi 3:
Super Objectives — Yaitu motivasi primer atau motivasi paling utama dari sebuah karakter, apa yang dibutuhkan oleh karakter tersebut. Contoh paling mudah, kita bisa melihat klise umum dimana karakter jahat biasanya membutuhkan rasa hormat dan kekuasaan atas orang lain. Contohnya adalah “Kekuasaan Terhadap Orang Lain”
Main Objectives — Yaitu motivasi turunan dari motivasi primer atau super objectives. Objektif utama biasanya akan berputar pada apa yang diinginkan oleh karakter tersebut, dan bagaimana cara dia bergerak secara aktif untuk mendapatkan apa yang diinginkannya tersebut. Contohnya adalah “Dominasi Terhadap Karakter A”
Main Actions — Yaitu motivasi yang menjadi penggerak kenapa karakter tersebut melakukan suatu aksi. Seperti misalnya, apa saja yang dilakukan oleh karakter tersebut, kenapa dia melakukannya, apa yang mendasari aksinya, hingga hasil apa yang didapatkan setelah dilakukan. Contohnya, “Apa Yang Dilakukan Terhadap Karakter A”
Kalau kita lihat, pembagian karakter ini bersifat dari luas ke lebih spesifik. Super Objective bersifat universal dan bisa dipahami secara keseluruhan, Main Objective berada di circle yang lebih kecil, dan Main Actions hanya bisa dipahami oleh karakter sendiri dan karakter lain yang terlibat secara langsung.
Nah, tuntas sudah semua bahasan yang dibutuhkan untuk menganalisis karakter dalam sebuah film secara dalam. Kalau kita simpulkan dalam sebuah kalimat, mungkin jadinya akan seperti ini :
“Untuk menganalisis sebuah karakter, kita harus mengetahui tipe dan komponen, latar belakang, peran, dan tujuan karakter tersebut terlebih dahulu”
Hmm. Sebentar.
Entah kenapa rasanya saya kurang sreg dengan kalimat tersebut.
Rasanya analisis seperti itu membosankan ya. Hanya bersifat deskriptif, normatif, dan tidak akan membuat pembaca menarik dan ingin mengetahui kisah sebuah karakter lebih dalam. Untuk itu, saya mengajukan pendekatan baru dalam menganalisis sebuah karakter tanpa menyampingkan pengetahuan yang sudah kita bahas diatas. Siap?
Saya menganjurkan kalian semua (termasuk saya sendiri) untuk menjawab 3 pertanyaan ini saat ingin menganalisis karakter dalam sebuah film:
- Apa yang membuat karakter ini begitu menarik?
- Tantangan apa yang membuat karakter ini tidak menarik?
- Hal-hal potensial apa saja yang bisa membuat karakter ini lebih menarik?
Pertanyaan pertama akan membuat kita mencari tahu alasan utama kenapa kita begitu menyukai karakter yang kita analisis tersebut. Pertanyaan ini menggugah rasa penasaran, membuat kita ingin menggali lebih dalam tentang latar belakang karakter, sifat dari karakter, apa yang menjadi primal motivation dari karakter tersebut, dan bagaimana cara karakter tersebut mencapai tujuan yang dia impikan.
Pertanyaan kedua akan membuat kita mencari tahu hambatan dan tantangan dari karakter tersebut yang sekiranya akan membuat karakter tersebut tidak menarik lagi. Misalnya, ketika karakter tersebut berubah sifat 180 derajat dan membuat core identity karakter tersebut hilang dan tidak bisa dikenali lagi.
Pertanyaan ketiga akan membuat kita mencari tahu hal-hal apa saja yang dimiliki karakter yang sebenarnya masih bisa ditingkatkan lagi, baik untuk meningkatkan screentime dalam sebuah film atau membuat dampak yang signifikan pada cerita. Pertanyaan ini pada dasarnya ditujukan untuk menguak potensi tersembunyi dari sebuah karakter, yang mungkin selama ini tidak terlihat atau terlewat oleh penonton.
Saya yakin, 3 pertanyaan ini akan membuat semua orang mau, bisa, dan mudah untuk menganalisis karakter dalam sebuah film ketimbang cara konvensional yang deskriptif dan membosankan. Channel Nerdwriter dan LFTS pada dasarnya melakukan sebuah analisis dengan pendekatan ini, namun lebih dikembangkan dengan gaya dan teknik mereka sendiri.
Nah, berhubung sekarang saya sudah sangat-sangat-sangat jarang menulis, saya mau mengumumkan bahwa mulai minggu depan tanggal 3 Maret 2019 saya akan rutin menulis satu minggu sekali dalam seri Karahistoria, seri tulisan yang membahas dan menganalisis karakter yang menurut saya menarik secara detail dan mendalam.
Selain menjadi proyek tulisan seri pertama di blog pribadi saya, tulisan Karahistoria ini sekaligus akan menjadi konten rutin dari WatchmenID yang bisa dilihat via blog di www.watchmen.id dan www.watchmenid.wordpress.com. Semoga tulisan saya ini nantinya bisa bermanfaat, membuat kalian semua lebih mencintai film, dan ingin belajar lebih dalam tentang mengapresiasi sebuah film.
Terima kasih sudah membaca!